Rabu, 02 Maret 2011

Detail Tenis Meja

Tenis Meja
A. Pengertian Tenis Meja

Tenis meja merupakan salah satu abang olahraga yang banyak penggemarnya, tidak terbatas pada tingkat usia remaja saja, tapi juga anak-anak dan orang tua, pria dan wanita cukup besar peminatnya, hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini tidak terlalu rumit untuk diteliti.

B. Sejarah Tentang Tenis Meja

Pada mulanya tenis meja dianggap sebagai permainan yang lucu dan kurang menarik, karena mulanya seorang gadis dan seorang pemuda memukul bola plastic kecil melintas di atas net ( yang selanjutnya disebut pingpong). Pada perkembangan selanjutnya dari hasil latihan sampai terampil dalam bermain bola pingpong itu dapatlah ditentukan bahwa tubuh merupakan subjek yang harus melewati latihan khusus dan intensif, serta harus mampu memukul bola lebih dari 100 mph dan harus dapat menguasai bola itu sendiri.

Pada saat tenis meja merupakan ukuran olahraga prestasi internasional, selebih bertahun selama 30 tahun menjadi ukuran prestasi nasional. Pertandingan tenis meja diselenggarakan di London tahun 1926, yang semata-mata merupakan kompetisi antara 7 negara dan selanjutnya diikuti oleh 34 negara. Tahun 1930 Inggris mampu mendapat unggulan, yakni Fred Derry yang memenangkan kejuaran tunggal Wimbolden pada tahun 1928 – 1929. Sukses yang diperoleh Eropa Timur, membuat nama Viktor Barna dari Richard Bergmann menjadi tokoh legendaris. Barna sendiri menjadi raja tenis meja selama 16 tahun dalam nomor tunggal dan ganda. Setelah Perang Dunia II, tenis meja mengundang simpati dan mempesonakan setengah dari benua Eropa. Hungaria dan Cekoslawakia menghasilkan pemain–pemain kaliber dunia serta memperkenalkan teknik permainan yang maju dan lebih maju.

C. Perlengkapan Tenis Meja

1. Bet atau Raket

Bet merupakan alat utama untuk memukul bola pada tenis meja. Pada mulanya dipakai busa atau spon, kemudian mengalami perubahan pada masa 30 tahun terakhir. Alat pemukul bola pada tenis meja ( bet atau raket) semakin disederhanakan. Bet – bet terbuat dari bahan – bahan lunak dengan postur bundar, dan terbuat dari karet. Dengan adanya karet sintetis tersebut didapatkan bet seperti yang dipakai Barna, Bergmann dan Leach. Bet yang dilapisi karet tidak saja memberi kecepatan penuh, tetapi juga memberi kesempatan kepada para pemain mengembangkan gaya permainannya yang akurat, penuh kehalusan dan teknik yang meliputi segalanya. Bola akan berputar-putar membingungkan pandangan pada keepatan prima. Pukulan semacam itu, harus sudah menyatu dalam perlengkapan tenis bagi pemain kaliber dunia.

2. Bola

Secara tradisional bola –bola dibuat dari bahan celluloid dan pada perkembangan selanjutnya bola disempurnakan menjadi superbal yang terbuat dari serpihan plastik. Namun demikian terdapat kesulitan pada daya pantul yang tidak dapat diandalkan. Dengan bola –bola yang dihasilkan secara tradisional, tidak lagi merupakan personal bagaimana gigihnya menjatuhkan lawan, tetapi bagaimana cara dan menghindari agar supaya tidak mengikuti irama permainan lawan, sedangkan dengan menggunakan superbal, sesuai 3 -4 kali permainan bola akan tetap licin dan sukar mengendalikannya. Hampir semua pemain tenis meja dunia menola bola jenis ini karena tidak dapat memberikan kesempatan baik pada set-set yang tidak diduga.

3. Pakaian

Pilihlah kaos yang sesuai dengan postur tubuh anda, sehingga memberi kenyamanan. Jangan memilih kaos yang menyebabkan suasana panas dan dingin, pakailah kaos yang benar-benar sesuai dan memberi kenyamanan bagi tubuh. Sebelum mulai pertandingan suatu turnamen, pemanasan tubuh adalah penting, beberapa tempat permainan di dunia internasional, kadang –kadang terlalu dingin. Untuk itu dibutuhkan kaos rangkap dan atau tiga untuk menghindarkan dari kejang-kejang atau kedinginan.

4. Meja Tenis

Meja yang baik adalah meja yang mempunyai ukuran sebagai berikut ;
Panjang : 2,74 meter
Lebar : 1,52 meter
Panjang net : 1,83 meter
Tinggi : 76 cm
Warna meja yang ideal adalah hijau dengan garis-garis batas berwarna putih dan lebar 2 cm.

5. Net

Net ini berfungsi sebagai pembagi mesin menjadi dua bagian yang sama luasnya. Di kiri kanan meja dipasang dua tiang penyangga ukuran 15 sampai 25 cm, tingginya dan berjarak 15 sampai 25 dari garis pinggir. Tiang penyangga ini berguna untuk mengikatkan tali penopang net tersebut.

Tinggi net berkisar antara 15 sampai 25 cm di atas permukiman meja, sedangkan bagian bawahnya harus dipasang sedekat mungkin dengan permulaan meja tersebut.
D. Peraturan Peralatan Tenis Meja

1. Meja

a. Permukaan atas meja yang secara umum diistilahkan sebagai ” Playing surface” harus berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 15,25 meter. Permukaan ini harus terletak horisontal pada ketinggian 760 mm di atas lantai.

b. Permukaan atas meja dapat terbuat dari material apapun juga, asalkan kemungkinan pantulan bola setinggi 220 sampai 250 mm dengan menggunakan bola standar (sebaiknya yang jenis medium) dan dijatuhkan dari ketinggian 305 mm dari atas permukaan meja.

c. Permukaan meja ini harus berwarna gelap, kalau mungkin hijau tua. Permukaan meja ini tidak boleh berkilat dan dibatasi dengan garis putih sebesar 20 mm di semua sisinya.

1) Garis putih yang membatasi lebar permukaan meja sepanjang 1,525 meter akan diberi nama ” batas akhir” (endlines)

2) Garis putih yang membatasi panjang permukaan meja sepanjang 2,74 meter akan diberi nama ” batas sisi” ( side lines)

d. Bagi permainan ganda, permukaan meja ini akan dibagi menjadi dua bagian dengan garis putih selebar 3 mm. Garis tengah ini pararel dengan batas sisi dan akan diberi nama ” batas tengah” ( centre line). Batas tengah yang sudah digambarkan secara permanen ini tak perlu dihapus apabila meja hendak dipakai untuk permainan tunggal.

2. Net

a. Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan perantaraan sebuah ” jaring” (net) yang pararel dengan batas akhir meja tersebut.

b. Net ini akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada sebuah tiang penyangga setinggi 152,5 mm, sedangkan batas sisi dari kedua tiang penyangga harus berjarak 152,5 mm dari batas sisi permukaan meja.

c. Panjang net itu, beserta perpanjangnya di sisi kanan dan kiri harus berukuran : panjang 1.83 m sedangkan seluruh panjang tersebut, terhitung dari ujung atas net, harus berjarak 152,2 mm di atas permukaan meja.

3. Bola

a. Bola harus berbentuk bulat, dengan diameter minimum 37,2 mm dan maksimum 28.2 mm.
b. Berat bola minimum harus 240 gram dan maksimum 2.54 gram.
c. Bola ini harus terbuat dari selulosa atau plastik lainnya yang sejenis dan harus berwarna putih atau king tanpa ada efek berkilat ( harus suram).

4. Bet atau raket

  • Ukuran raket bebas, demikian juga bentuk dan beratnya.

  • "Blade” ( bagian raket yang bundar, dengan maka kita memukul bola) harus terbuat dari kayu seluruhnya, rata tebalnya , datar dan kaku.

  • Bagian permukaan dari setiap sisi black tersebut, dipakai ataupun tidak dipakai untuk memukul bola, harus berwarna gelap suram setiap pinggiran atas hiasan dipinggir blade tidak berwarna putih atau berrefleksi.



  • E. Peraturan Tenis Meja
    1. Pada saat serve, bola harus dilepas. Apabila bola terkena net dan bola masuk ke daerah lawan, maka harus di ulang sampai 3 (tiga) kali dan apabila masih terkena net juga maka point untuk lawan. Sedangkan apabila bola menyentuh net dan masuk ke daerah kita, maka point untuk lawan.

    2. Pada saat mau serve dan bola lepas dari tangan dan belum/tidak sempat dipukul, maka serven boleh diulang selama bola tidak menyentuh meja pertandingan. Kalau bola menyentuh meja pertandingan, maka point untuk lawan.

    3. Pada saat pertandingan, pergantian serve (pindah bola) dilakukan setelah 2 (dua) point.

    4. Pertandingan dilakukan sebanyak 3 (lima) game dan apabila menang dalam 2 game maka dinyatakan sebagai pemenang. Dalam setiap game-nya perolehan point sebanyak 21 point/angka.

    5. Selama pertandingan apabila tangan atau anggota tubuh lainnya menyentuh meja pertandingan, pertandingan tetap dilanjutkan. Dan apabila bola menyentuh tangan (tidak disengaja) dan bola jatuh ke meja lawan, maka pertandingan tetap dilanjutkan.

    6. Apabila bet menyentuh meja atau bet menyentuh badan, pertandingan tetap dilanjutkan.

    7. Untuk menentukan siapa yang berhak melakukan serve lebih dulu pada setiap pertandingan, dilakukan dengan menebak keberadaan bola dibawa meja yang disembunyikan oleh wasit. Sedangkan untuk game ke-2 dan selanjutnya, yang berhak melakukan serve lebih dulu adalah orang yang menerima bola (bukan yang serve) pada akhir game sebelumnya.

    Teknik Bermain Tenis Meja

    Tenis meja merupakan salah satu olahraga yang mudah dilakukan, setiap orang dapat langsung bisa bermain tenis meja, namun akan sedikit lebih sulit bila kita ingin lebih memperdalam, karena banyak sekali teknik dalam bermain tenis meja, sehingga banyak pula yang perlu dipelajari, mulai dari pemilihan peralatan yang tepat, cara memegang bet, teknik bola biasa/drive biasa, memukul bola pelintir atas/bawah, pelintir samping, pelintir 45 dejarat, pelintir 30 derajat, dan masih banyak lagi teknik untuk pemutaran bola, belum lagi tata cara menerima pukulan lawan, kecepatan pukulan, posisi bersiap/kuda-kuda, gerakan kaki/footwork, posisi badan dari meja, dan lain sebagainya.

    Kali ini kita akan membahas terlebih dahulu mengenai pemilihan peralatan tenis meja yang tepat. Bagi pemain yang ingin memperdalam tenis meja, tidak sekedar bermain saja, peralatan adalah faktor yang sangat penting. Peralatan yang dimaksud di sini adalah bet yang terdiri dari kayu tenis meja dan karetnya.

    Banyak pemain tenis meja yang awal bermain tenis meja atau yang masih pemula masih mengandalkan bet yang ketika membeli karetnya sudah ada tertempel pada kayunya. Model bet ini boleh digunakan namun hanya untuk bersenang-senang saja, karena pemain akan kesulitan untuk memperdalam permainan tenis meja dengan menggunakan bet seperti ini. Perusahaan-perusahaan besar pembuat peralatan tenis meja seperti Butterfly, Donic, Stiga dan yang lainnya pun masih mengeluarkan produk yang betnya langsung jadi yaitu karet sudah terpasang dengan kayunya. Salah satu alasannya mungkin adalah untuk membidik orang yang bermain tenis meja dengan tujuan bersenang-senang.

    Untuk pemain yang ingin memperdalam permainan tenis meja, dianjurkan untuk menggunakan bet yang ketika membelinya terpisah antara kayu dan karetnya.

    Untuk pemain dengan pegangan shakehand (seperti jabat tangan), pemain memerlukan 2 buah karet dengan warna yang berbeda untuk forehand dan backhand (aturan ITTF/ lembaga resmi tenis meja dunia), sedangkan untuk pegangan penholder (seperti memegang pulpen/biasanya banyak pemain Cina menggunakan pegangan ini), cukup dengan 1 karet saja, karena pemain penholder secara umum hanya menggunakan satu sisi karet saja, namun dengan berkembangnya waktu, saat ini sudah banyak pemain penholder yang menggunakan dua sisi, seperti pemain nasional Cina, sehingga memerlukan dua karet.

    Untuk pemilihan kayu dan karet tergantung dari tipe permainan dari pemain itu sendiri, tipe permainan yang ingin dikembangkan ataupun tergantung dari dana yang tersedia.

    Sebelum memilih kayu dan karet yang tepat sebaiknya bertanya terlebih dahulu kepada rekan yang sudah berpengalaman, pemain profesional ataupun pelatih. Dengan bertanya kepada mereka akan memudahkan kita memilih perlengkapan tenis meja.

    Banyak pemain pemula yang langsung menggunakan kayu dan karet yang langsung bagus, itu tidak ada salahnya, karena dengan kualitas peralatan yang baik akan cepat membantu pemain tersebut berkembang.

    Memilih kayu

    Kayu tenis meja sangat beragam, namun secara keseluruhan terbagi menjadi dua fungsi, yaitu untuk pemain bertahan dan pemain serang. Kayu untuk pemain bertahan

    Tenis meja

     
    Suasana permainan tenis meja.
    Tenis meja, atau ping pong (sebuah merek dagang), adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Di Republik Rakyat Cina, nama resmi olahraga ini ialah "bola ping pong" (Tionghoa : 乒乓球; Pinyin : pīngpāng qiú). Permainan ini menggunakan raket yang terbuat dari papan kayu yang dilapisi karet yang biasa disebut bat, sebuah bola pingpong dan lapangan permainan yang berbentuk meja. Induk Olahraga tenis meja di Indonesia adalah PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia)[1] dan di dunia adalah ITTF (International Table Tennis Federation) yang anggotanya mencapai 210 negara dan PTMSI tercatat sebagai Anggota ITTF sejak tahun 1961. [2]

    Bat dan bola pingpong

    Peralatan Permainan

    Raket

    Raket terbuat dari lapisan kayu tipis yang pada permukaannya dilapisi karet khusus. Ukuran panjangnya adalah 6.5 inchi (16.5 cm) dan lebar 6 inchi (15 cm). Lapisan tipis ini bisa di tambahkan lapisan fiber glas, karbon atau bahan lain sehingga bat menjadi ringan dan tahan getar.

    Bola

    Bola tenis meja berdiameter 40 mm berat 2,7 gram.[3] Biasanya berwarana putih atau orange dan terbuat dari bahan selluloid yang ringan. Pantulan bola yang baik apabila djatuhkan dari ketinggian 30,5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan pertama antara 24-26 cm. Pada bola pingpong biasanaya ada tanda bintang dari bintang 1 hingga bintang 3, dan tanda bintang 3 inilah yang menunjukan kualitas tertinggi dari bola tersebut yang biasanya digunakan dalam turnamen-turnamen resmi.

    Meja lapangan

    Ukuran lapangan tenis meja
    Pegangan forehand
    Pegangan backhand

    Cara bermain

    Permainan tunggal
    • Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
    • Servis berganti pemain setiap mencapai poin kelipatan 5.
    • Pemegang servis bebas menempatkan bola dari segala penjuru lapangan.
    • Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan diraih apabila mencapai 3 kali kemenangan set.
    • Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 15-13, 18-16
    Permainan ganda
    • Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
    • Servis bergantian setiap poin kelipatan 5.
    • Pemain bergantian menerima bola dari lawan
    • Pemegang servis hanya bisa menempatkan bola ke ruang kamar sebelah kanan lawan.
    • Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan diraih apabila mencapai 3 kali kemenangan set.
    • Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 15-13, 18-16

    Pemain tenis meja terkenal Internasional

    • Jan Ove Waldner (P)
    • Liu Guoliang (P)
    • Wang Liqin (P)
    • Deng Yaping (W)
    • Wang Nan (W)
    • Zhang Yining (W)

    Pemain tenis meja terkenal dari Indonesia

    • Anton Suseno (P)
    • Yon Mardiyono (P)
    • Ismu Harinto (P)
    • Rossi Pratiwi (W)
    • Ling-ling Agustin (W)

    Lihat pula

    Melalui Pergeseran Jari Telunjuk

    SERVIS panjang adalah tehnik servis yang mutlak dikuasai secara mahir oleh setiap juara. Pemain berkelas juara dunia, harus menguasai tehnik yang mahir dan berani melakukan servis tersebut pada setiap event pertandingan. Saat melakukan servis, gerakan dan kecepatan adalah hal yang harus benar-benar dimanfaatkan. Baik saat melakukan servis panjang atau pendek, setiap pergerakan harus diupayakan serupa. Hal ini kegunaannya adalah untuk meningkatkan kwalitas servis dan memberi shock terapi pada lawan.

    Schlager adalah juara yang sangat piawai melakukan servis putar (kanan/kiri) yang berubah-ubah, bahkan berlawanan arahnya. Schlager melakukannya dengan cara baik putaran maupun garis jatuh pada meja lawan yang berubah-ubah. Tetapi sewaktu gerakan tangannya hampir mirip/sama, lawan hampir tidak mampu untuk mendeteksi bola yang datang itu. Dengan demikian dia telah memberikan shock terapi yang hebat pada lawan.
    Melakukan servis bola panjang dan pendek dengan pola berlawanan arah pada batnya :

    Mengayun dengan cara yang sama, tetapi melakukan servis bola panjang dan pendek yang berbeda.

    alt
     
    Klimaksnya
    1. Telunjuk pada waktu servis pendek,
    2. Sewaktu hendak melakukan servis ke arah panjang, posisi telunjuk ada perubahan sebagai berikut. Dengan cara inilah dia melakukan sedikit perubahan pegangan bat sewaktu servis.
     
    Hanya dengan perubahan letak jari telunjuk pada batnya, ia bisa melakukan servis ke lawan dengan dua sisi yakni panjang dan pendek:

    Dengan perbandingan gambar A & B, bisa terlihat bahwa Schlager pada waktu servis, ada perubahan pada jari telunjuknya. Pada gambar B, telunjuknya agak tegak sebagaimana pada gambar 3. Dengan demikian, dapat lebih menguasai bat, sehingga dapat secara maksimal untuk mengeluarkan tenaga untuk servis bola panjang.

    alt
    alt

    Tetapi pada gambar A, sewaktu ingin memperbesar tenaga pergelangan tangan untuk menggesek bola, jari telunjuk sedikit dilipat ke dalam untuk memberi peluang tenaga gesekan. Dengan demikian sebagaimana pada gambar 3 lebih dapat memaksimalkan tenaga pergelangan tangan agar lebih mudah untuk menggesek bola sewaktu servis.

    Dengan gaya yang sama, pihak lawan memang dapat memprediksi perputaran bola yang datang. Tetapi telunjuk yang tersembunyi di belakang bat, pihak lawan tidak dapat memprediksi tenaga yang disalurkan pada servis tersebut. Dengan tehnik inilah Schlager mahir sekali memperdaya tehnik prediksi lawan, yang membingungkan untuk dianalisis bolanya panjang atau pendek, ke kiri atau ke kanan, isi atau kosong.

    Sumber: Table Tennis Word No. 170/Desember 2006
    Alihbahasa/Editor: Eddy, Jimmy, AP

    Pengembalian mematikan

    Dalam bermain tenis meja, untuk menjaga agar pemain lawan kesulitan melakukan serangan secara langsung setelah kita melakukan service, maka salah satu caranya adalah dengan memberikan service pendek kepada lawan. Namun hal tersebut juga sebenarnya terdapat peluang bagi lawan untuk merepotkan kita, yaitu lawan akan mudah mengatur service pendek tersebut dengan jalan memberikan bola kembalian ke arah lebih menyamping dengan cepat sehingga dapat merepotkan kita dalam mengembangkan permainan.
     
    Untuk itu, pada edisi ini, kita kita akan membahas mengenai  bagaimana berlatih service pendek dengan baik, namun kita akan belajar bagaimana mengembalikan service pendek lawan agar mematikan lawan. 

    Kita dapat menggunakan dua buah botol minuman sebagai alat tambahan latihan. Dua botol tersebut diletakan di ujung meja sebelah kiri dan kanan. Setelah itu berikan service pendek kepada pemain yang akan berlatih menempatkan service pendek, kemudian pemain yang berlatih mengembalikan servicenya ke arah pingir antara net dan botol. Pemain yang berlatih harus konsisten dalam menempatkan bola, diantara net dan botol. Gunakan pergelangan tangan serta kecepatan dalam penempatan bolanya. Penempatan bola dapat diatur sebelah kiri terlebih dahulu atau kanan terlebih dahulu, atau dapat bergantian dengan gerakan silang. Untuk mempercepat hasil yang baik, gunakan bola banyak dalam latihan ini.

     














    Inti dari latihan ini adalah penempatan bola  dan kecepatan pergelangan tangan.
    Sumber : Butterfly news

    Li Hu Mulai Bersinar, Ancaman Baru Indonesia

    Sabtu kemarin, tenismeja.net dikagetkan oleh email press release dari ITTF bahwa, Li Hu, pemain Singapura asal Cina mengalahkan salah satu pemain unggulan Oh Sang Eun dari Korea di babak awal kejuaraan ITTF Pro Tour Jerman Open 2011, walau akhrinya ia harus kalah di babak berikutnya melalui pertandingan yang alot oleh Jiang Tianyi dari Hongkong.
     
    Dari hasil ini terlihat bahwa Li Hu telah menjadi bagian pemain elit dunia, dengan berhasil mengalahkan dan bermain imbang dengan para pemain tenis meja dunia. Dengan performa yang diperlihatkan Li Hu, Singapura menambah jajaran pemain elitnya di bagian putra melengkapi Gao Ning dan Yang Zi, tentu hal ini menjadi ancaman tambahan bagi Indonesia, setelah sebelumnya mereka memiliki skuad dahsyat pemain tenis meja tingkat dunia.

    Sepak terjang Li Hu terlihat ketika Desember tahun lalu ketika bermain di Grand Final Kasih Bangsa, Li tampil gemilang, ia mewakili Singpura di kejuaraan tersebut. Li berhasil meraih gelar juara di kategori tunggal putra dengan mengalahkan pemain Hongaria, Daniel Kriston. Namun demikian tidak di bagian beregu, ia harus menyerah pada Yon Mardiono dengan skor ketat 2-3.

    Dikonfirmasi kepada Yon berkaitan dengan performa Li Hu saat ini, ia mengatakan bahwa sebenarnya ketika tampil di Indonesia, Li telah penampilkan permainan luar biasa dengan berhasil mengalahkan unggulan, yaitu Thomas Keinath, dan memang sebelumnya Li Hu juga pernah meraih gelar juara junior dunia pada tahun 2003. Ketika bermain di Grand Kasih Bangsa, untuk mampu melawan Li Hu, Yon selalu memperhatikan permainan Li Hu di awal-awal pertandingan, sehingga ketika ia bertemu dengan Li Hu di final beregu, dan didukung arahan Anton Suseno, ia mampu meredam permainan Li Hu.

    Yon sendiri mengakui bahwa sebenarnya pemain Indonesia mampu melawan para pemain hebat asal berlatih dengan kualitas yang baik dan rajin bertanding di kejuaraan-kejuaraan bertaraf internasional, sehingga pemain kita mampu mengikuti permainan mereka, ujar Yon yang berencana pada tanggal 26 Maret mendatang akan mengikuti beberapa kejuaraan di Eropa selama dua minggu.

    Yayasan Beelya, Energi Baru Tenis Meja Indonesia

    Saat ini di kota Bekasi, terdapat sebuah klub tenis meja baru yang berkonsentrasi melakukan pembinaan tenis meja usia dini. Levelnyapun tidak main-main lagi dan banyak pihak yang sudah memprediksi bahwa Yayasan Beelya ini akan menjadi energi baru bagi tenis meja tanah air di masa mendatang.

    Tanda-tanda keseriusan Yayasan Beelya tampak dari penggunaan pelatih yang didatangkan langsung dari Cina dan proses rekrutmen pemain-pemain muda potensial yang memiliki bakat tenis meja bagus. Hal ini terasa seperti oase di tengah padang pasir yang tandus. Tragedi ditutupnya klub pembinaan tenis meja level tinggi di Indonesia seperti PTM Pupuk Kaltim dan PTM Gudang Garam Surya Kediri masih membekas di banyak sanubari pecinta tenis meja tanah air. Dan meskipun pihak Gudang Garam mengklaim telah mendirikan lagi klub pengganti Surya Kediri dengan nama baru dan kepengurusan baru, tetap saja kualitas pembinaan PTM GG Surya Kediri sebelum dibubarkan dengan PTM penggantinya sekarang sangat berbeda jauh, baik dilihat dari kualitas maupun prioritasnya. PTM pengganti Surya Kediri yang ada sekarang terkesan hanya seperti PTM biasa yang menjadi penampungan sisa-sisa pemain yang sudah jadi hasil binaan Surya Kediri dahulu dan sudah tidak memiliki program pembinaan usia dini sebagus pendahulunya.

    Dengan munculnya Yayasan Beelya yang memiliki konsep pembinaan usia dini yang bagus, pelatih mumpuni dan program yang jelas, kini kekhawatiran akan semakin mundurnya bibit-bibit atlet tenis meja kita di masa depan sedikit terobati. Dengan komposisi 22 pemain muda berbakat yang dimilikinya, Yayasan Beelya selain menerapkan program latihan yang terukur juga menanamkan nilai-nilai disiplin yang tegas kepada para anak didiknya. Bahkan di program terbarunya, Yayasan Beelya menunjukkan betapa seriusnya mereka dengan mengirimkan beberapa atletnya yang paling berpotensial untuk berlatih langsung di Cina.
    Salut dan Selamat untuk Yayasan Beelya, semoga di kemudian hari akan lahir banyak atlet tenis meja Indonesia yang dapat berbicara di kancah internasional dari klub ini. 

    PTMSI Pusat

    PTMSI Pusat

    Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI)


    Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia

    Berdiri tanggal 5 Oktober 1951 di Semarang
    Alamat: Gd. Direksi Gelora Bung Karno Lt. 8
    Jl. Pintu I Senayan, Jakarta 10270
    Telp: (021) 5712577
    Fax: (021) 5712577
    Alamat E-mail ini dilindungi dari robot spam. Anda perlu mengaktifkan JavaScript untuk melihatnya


    SUSUNAN PERSONALIA PENGURUS BESAR
    PERSATUAN TENIS MEJA SELURUH INDONESIA (PB. PTMSI)
    MASA BAKTI 2008 - 2012


    DEWAN PENGURUS
    Ketua Umum:
    DR. Tahir, MBA
    Wakil Ketua Umum:
    R. Salamun
    Wakil Ketua I Urusan Dalam Negeri:
    Ir. Musanif
    Wakil Ketua II Bidang Pembinaan:
    Loka Purnomo
    Wakil Ketua III Bidang Umum & Keuangan:
    Djoni Lasmana

    Sekretaris Jendral:
    Farid Rahman
    Wakil Sekretaris Jenderal I:
    Benny Tjokro
    Wakil Sekretaris Jenderal II:
    Marina Warokka

    Bendahara:
    Selamat

    Bidang Pembinaan dan Prestasi
    Ketua:
    Deddy Kurniawan Wikanta
    Wakil Ketua:
    Jimmy M. Linando

    Ketua Bidang Dana dan Umum:
    Selamat
    Ketua Bidang Organisasi dan Daerah:
    Marina Warokka
    Komisi Media dan Humas:
    Lilianto Apriadi
    Komisi Pembinaan:
    Fatkhur Rozy
    Komisi Pembibitan:
    Boebie Regar
    Komisi Pertandingan dan Perwasitan
    Ketua:
    Washinton
    Wakil Ketua:
    Ambar L. Maladi
    Komisi Litbang:
    Dangsina Moeloek
    Komisi Promosi dan Pemasaran:
    Adi Pranajaya



    DEWAN PELINDUNG DAN PENASEHAT
    Ketua:
    Hidayat Nur Wahid
    Anggota:

    Ediati Oemarsono
    Kadarsyah Irsa
    Todo Sihombing
    Kumhal Jamil
    Agus Virgoandie
    Ir. M Farchan, MT.
    Drs. Hamid Muhammad



    DEWAN PEMBINA
    Ketua:
    Mansyur Tandiono
    Anggota:


    Sugianto Kusuma
    Martias
    Hendro Gondo
    James Riady
    Surya Dharmadi
    Kiki Bakri
    Luntungan
    Lianto
    Jan Farid
    Eddy Sariatmadja
    Ginawan Chondro

    Sejarah (Sejarah Tenis Meja)

    Sejarah

    Sejarah Tenis Meja

    Asia:

    Permainan tenis meja memasuki Asia melalui RRC, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Permainan ini masukk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraaj dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :

    Ke 1 di Singapura tahun 1952.
    Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
    Ke 3 di Singapura tahun 1954.
    Ke 4 di Manila tahun 1957.
    Ke 5 di Bombay tahun 1960.
    Ke 6 di Manila tahun 1963.
    Ke 7 di Seoul tahun 1964.
    Ke 8 di Singapura tahun 1967.
    Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
    Ke 10 di Nagoya tahun 1970.

    Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata belum menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaksud di dalam anggaran dasar TTFA.

    Pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR Korea, dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu masing-masing : Camboja, Cina, DPR Korea, Iran, Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malasyia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Srilangka, Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari para delegasi, maka pertemuan pendahuluan di ubah statusnya menjadi pertemuan pembukaan untuk membentuk Asian Table Tennis Union (ATTU) pada tanggal 7 Mei 1972. Pertemuan menerima komunike dan anggaran dasar serta memilih pengurus ATTU.

    Kejuaraan Asian masa ke pengurusan ATTU ke I dan kongres ATTU ke I di selenggarakan di Beijing pada bulan September 1972.

    Enam kongres ATTU dan kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di :

    1. Beijing.
    2. Yokohama.
    3. Pyong-Yang.
    4. Kuala Lumpur.
    5. Calcuta.
    6. Jakarta, sejak tahun 1972 hingga tahun 1982.

    Tujuan dibentuknya ATTU adalah :

    1. Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat dari negara-negara dan wilayah di Asia dan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar masyarakat tenis meja dan pemain Asia dengan mereka dari benua-benua lain.

    2. Untuk mempertinggi popularitas, pengembangan dan prestasi tenis meja di Asia. Dasar pokoknya adalah : persamaan hak serta saling hormat menghormati antar sesame anggota uni, besar maupun kecil, serta konsultasi demokratik.

    Sampai tahun 1982 ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua associate member dari Oceania.

    Sekretariat ATTU di tempatkan di Beijing tempat domisilinya sekretasis jendral bulletin ATTU dalam bahasa Inggris yangn sudah diterbitkan sejak tahun 1979.

    ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang mengatur petenis mejaan di Asia, dari ITTF pada tahun 1975 bertepatan dengan penyelenggaraan general meeting ITTF ke 33 di Calcuta.

    Indonesia:

    Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.
    Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.

    Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).

    Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).

    Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia).

    Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.

    Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.

    Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

    Sumber : Damiri, Achmad dan Kusmadi, Nurlan.(1991). Tenis Meja. Bandung: Depdiknas